Senin, 25 Februari 2013

Pengalaman Donor Darah: Part 2

cr: snsd-movement.blogspot.com
Menyambung postingan saya sebelumnya tentang donor darah pertama kali yang saya lakukan beberapa bulan lalu. Tanggal 8 Februari kemarin, Alhamdulillah saya berkesempatan untuk donor darah lagi, yang ke 2 kali. Harusnya saya kembali donor sekitar bulan Desember tapi karena kesibukan dan segala macam akhirnya baru sempet donor lagi Jumat kemarin.
Kali ini saya donor ditemani sama temen saya, sebut saja namanya Ubi, ehhehe. Akhirnya kesampain juga donor bareng sama Ubi, setelah berkali2 gagal ;p. Awalnya kita janjian di Kampung Melayu buat ke PMI Pusat sama2, tapi karena dia ada urusan akhirnya kita janjian di Halte Transjakarta Palputih. Awalnya kita janjian jam 1, tapi karena kerjaan lagi banyak akhirnya saya baru bisa keluar kantor jam 1 dan alhasil sampe di PMI jam 2 lewat, Ubi nungguin saya lama banget, maaf ya Ubi.
Sampai di PMI, seperti biasa isi formulir lalu ke meja pendaftaran. Ubi udah daftar duluan sewaktu nunggu saya tadi. Hari itu PMI lumayan penuh, banyak yg mau donor darah, padahal waktu saya pertama kali donor lumayan sepi. Kata Ubi sih mungkin karena tanggal muda baru gajian jadi masih pada seger2, ah ada2 aja Ubi ini. Ubi dipanggil untuk test kadar Hb lebih dulu dari pada saya, dan langsung masuk untuk cek kesehatan. Tinggalah saya sendirian di ruang tunggu. Akhirnya, saya dipanggil untuk test Hb, hari itu kadar Hb saya 14,3 masih memenuhi syarat untuk donor. Setelah itu mesti nunggu lagi untuk cek kesehatan, Alhamdulillah tekanan darah normal 130/80 jadi bisa donor yippy.
Masuk ke ruang donor ga seperti waktu pertama kali donor ternyata saya mesti antri lagi, karena banyaknya pedonor pada hari itu. Saya lihat temen saya, Ubi sudah lebih dulu diambil darahnya. Ga berapa lama, akhirnya saya dipanggil, tempat tidurnya gantian sama Ubi, jadi Ubi selesai diambil darahnya, saya baru dipanggil. Untuk donor darah kali ini, rasanya udah biasa aja ga ada rasa takut atau deg2an lagi. Malah rasanya semangat banget, kalo ga inget umur mungkin saya udah jalan sambil lompat2 saking semangatnya hhehe.
Kali ini petugasnya Mas2, dan ga terlalu banyak basa basi kayak Mba2 yg dulu, mungkin karena rame ya jadi biar cepet. Seperti biasa, dipasang alat tensi lalu dicari pembuluh venanya, kali ini bener2 ga terlalu berasa sakit waktu jarumnya ditusukin, kalo yg pertama kali masih ada rasa kayak dicubit sedikit. Mas PMI nya masukin jarumnya cepet banget jadi ga terlalu berasa. Donor kali ini juga darah saya ngalirnya agak lama, mungkin peredaran darah saya memang kurang lancar. Karena darahnya ngalirnya lama, akhirnya alat tensinya dipompa lagi sama Mas2nya, nah pas itu deh baru berasa cekit2 gt. Mas PMI nya mungkin ga berani muter-muter jarum saya, karena pas alat tensinya dipompa lagi saya njerit gitu, sebenernya lebih karena kaget sih bukan sakit.. heheh.

Kali ini yang disadap lengan kanan
Setelah kantongnya penuh, kayak biasa darahnya diambil buat dimasukin ke dalam tabung kecil buat diperiksa. Tapi kali ini saya ga berani liat pas darahnya dimasukin ke tabung, takut mual2 lagi kayak waktu pertama donor, waktu jarumnya dicabut saya juga ga liat saking asiknya nonton TV hhehehe. Perhatian dari TV teralihkan waktu Mas2nya manggil supaya saya pegangin kapas lalu ditempelin plester. Selesai deh, habis itu saya langsung samperin Ubi di kantin. Kita makan sambil ngobrol2, dan saya ga merasa pusing atau mual sama sekali, malah saya makan dengan lahap sampe habis hihi laper bok!.
Habis donor, kita langsung karaoke-an, teriak2 joget2, donor ke dua ini memang saya kayaknya lebih kuat dari pada waktu donor pertama, mungkin karena tubuh saya udah ga kaget dan mulai terbiasa. Pulang karaoke kita berdua jalan kaki ke Halte Busway. Jangan tanya perasaan saya gimana sehabis donor, sama senengnya kayak pertama kali donor.

Penampakan saya dan Ubi sehabis donor. Agak remang-remang karena fotonya di warung remang-remang ruang karaoke hhe

Di foto itu keliatan kan kalo kartu donor saya dan Ubi beda warna, sebelumnya saya pikir kenapa beda mungkin waktu saya donor kertas putihnya habis, adanya kertas warna pink maka jadilahkartu donor yang saya dapat warna pink. Ternyata bukan karena itu alasannya sodara-sodara hhahah... apalagi waktu donor kemarin saya lihat ada juga orang yang kartu donornya warana biru, warna kuning, nah loh kok warna warni :o. Ternyata warna kartu donor menunjukan golongan darah si pendonor. Golongan darah O warna kartunya pink, golongan darah A warna kartunya putih, Golongan darah B warna kartunya biru, dan golongan darah AB warna kartunya kuning.

Waktu lagi ngobrol2 sama Ubi, saya bilang sama dia kalo donor darah itu bikin happy yah, dan dia pun mengiyakan. Katanya stress nya berkurang setiap habis donor. Donor darah itu ternyata banyak banget manfaatnya buat tubuh kita. Pokoknya kamu, yang merasa sudah memenuhi syarat sebagai pendonor, ga usah takut ga usah ragu ga usah bimbang. Kalo masih ragu coba disimak nih beberapa manfaat yang kamu bisa dapat dengan donor darah.

 1. Menyeimbangkan kadar zat besi
Ini adalah salah satu manfaat kesehatan terbaik dari donor darah. Menurut penelitian, banyak orang memiliki tingkat zat besi berlebih yang dikonsumsi melalui makanan. Jadi, untuk menyeimbangkan kadar zat besi dalam tubuh, cara yang baik adalah dengan menyumbangkan darahnya. Memiliki terlalu banyak zat besi dalam darah bisa berbahaya bagi jantung.
Perempuan dapat menyeimbangkan kadar zat besi melalui menstruasi. Namun laki-laki, dan perempuan setelah menopause perlu menyeimbangkan kadar zat besi dalam tubuh mereka.

2. Pemeriksaan kesehatan
Sebelum menyumbangkan darah, riwayat kesehatan di pendonor harus diperiksa. Bahkan dokter melakukan beberapa tes dasar untuk melihat apakah darah dapat disumbangkan atau tidak. Jadi, itu adalah salah satu alasan untuk 'memaksa' diri melakukan pemeriksaan.
Melalui tes ini, Anda bisa mengetahui apakah Anda sehat atau tidak. Dengan cara ini, Anda juga dapat dibuat sadar akan masalah kesehatan yang mempengaruhi tubuh Anda.

3. Mengurangi risiko kanker
Orang yang rutin mendonorkan darahnya memiliki kemungkinan menderita kanker terutama usus besar, paru-paru, hati, tenggorokan dan kanker paru-paru lebih rendah, karena kadar zat besinya lebih seimbang.

4. Mengontrol tekanan darah
Ini adalah salah satu manfaat kesehatan dari donor darah. Bila Anda menyumbangkan darah, volume darah seimbang. Hal ini untuk mencegah peningkatan tekanan darah. Jadi, jantung yang sehat baik untuk mencegah penyakit kardiovaskular.

5. Mengurangi kolesterol
Sel darah manusia mengandung kolesterol. Baik kolesterol baik dan buruk, semua ditemukan dalam sel-sel darah merah. Nah, salah satu manfaat kesehatan dari darah donor adalah membantu mengurangi kadar kolesterol.

sumber: DetikHealth

Ini juga ada sedikit tips, apa yang sebaiknya dilakukan sebelum, selama, dan sesudah donor darah:

Sebelum melakukan donor
  1. Jaga kadar zat besi yang sehat dalam makanan dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi, seperti bayam, daging merah, ikan, unggas, kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi dan kismis
  2. Tidur malam yang baik.
  3. Minum 16 ons air dan cairan tambahan sebelum donor.
  4. Makan makanan yang sehat sebelum mendonor. Hindari makanan berlemak, seperti hamburger, kentang goreng atau es krim. Tes infeksi dilakukan pada semua darah yang disumbangkan dapat dipengaruhi oleh lemak yang muncul dalam darah selama beberapa jam setelah makan makanan berlemak.
  5. Untuk donor trombosit, ingatlah bahwa tubuh harus bebas dari aspirin selama dua hari sebelum donor.
  6. Ingatlah untuk membawa kartu donor, SIM atau kartu pengenal lain.
Selama melakukan donor
  1. Kenakan pakaian dengan lengan yang dapat dinaikkan ke atas siku.
  2. Biarkan petugas donor darah lengan mana yang disukai untuk diambil darahnya dan tunjukkan setiap pembuluh darah yang telah digunakan untuk mengambil darah dengan baik.
  3. Tenang, dengarkan musik, berbicara dengan donor lain atau membaca selama proses sumbangan.
  4. Luangkan waktu untuk menikmati makanan ringan dan minuman di area minuman segera setelah menyumbangkan.
Setelah melakukan donor
  1. Minum banyak cairan selama 24-48 jam berikutnya untuk mengisi setiap cairan yang terambil.
  2. Hindari aktivitas fisik berat atau angkat berat selama sekitar lima jam setelah donasi.
  3. Jika kepala terasa ringan, berbaringlah dengan kaki ditinggikan sampai perasaan itu hilang.
  4. Jika pendarahan terjadi setelah perban dilepas, tekan titik bekas jarum dan angkatlah tangan selama 3-5 menit. Jika perdarahan atau memar terjadi di bawah kulit, lakukan kompres dingin ke daerah tersebut secara berkala selama 24 jam pertama.
  5. Nikmati perasaan baik yang muncul karena mengetahui bahwa Anda mungkin telah menyelamatkan tiga nyawa.
sumber:  ICRC-DetikCom via phylopop

Udah ga ragu lagi dong buat donor darah? lebih banyak manfaatnya kan ketimbang rasa sakitnya. Kalo gitu yuk, cuss kita donorin darah, karena selain banyak manfaatnya utuk tubuh kita, setetes darah kita juga berguna banget buat orang lain yg membutuhkan, setetes darah kita bisa menyelamatkan hidup orang lain. Kalo kata Adminnya Blood4life, Lebih baik sakit sedikit karena tusukan jarum, dari pada sakit karena ditinggalkan orang tercinta. Ayok, kita ramai2 donor darah dan menjadikan donor darah sebagian dari gaya hidup.


Bonus 

Lihat nih para seleb Korea aja melakuikan kampanye untuk menunjukan kalo donor darah itu hal yang penting, ada Super Junior, SNSD dan F(x) yang jadi duta donor darah.








Yesungnya cakep wakakak xD


Jumat, 15 Februari 2013

Pengalaman Donor Darah: Part 1


credit as tagged
Halo, saya mau cerita2 dikit nih tentang pengalaman pertama saya donor darah, mungkin buat yang udah biasa donor darah ini biasa2 aja. Tapi bagi saya yang baru pertama kali donor darah ya jadi luar biasa, dan pingin berbagi pengalaman.

Donor darah, apa sih yang pertama kali terlintas dipikiran kalo dengar kata-kata donor darah? pasti bagi yang belum pernah donor bakal berpikiran kalau donor darah itu sakit, serem, bikin lemes, bahkan mungkin menakutkan. Dulu, saya juga berpikiran sama kayak gitu. Pingin banget donor darah karena tujuannya baik untuk membantu sesama, tapi takut jarumlah, takut sakit, takut ga steril dan bisa nularin penyakit lah karena ini urusannya darah gitu. Pokoknya segala macem ketakutan itu muncul begitu denger kata donor darah. Jadilah saya ga pernah mau donor, kalo ada acara donor di Kampus atau Kantor saya cuma bisa ngeliatin aja, pingin tapi takut. Rasanya kayak disuruh naik wahana Tornado di Dufan, pingin tapi ga berani ;p.
Tapi itu dulu, sampai ada seorang temen, sebut saja namanya Ubi, yang ngajakin donor darah. Akhirnya saya mau deh coba untuk donor, saya pikir saat itu adalah momen yang pas untuk menaklukan segala ketakutan tentang donor darah. Apalagi setelah temen itu cerita kalau donor darah itu ga semenyeramkan yang dibayangkan. Akhirnya saya kebelet pingin donor deh tuh, penasaran banget gimana sih rasanya. Apalagi temen saya bilang ga ngerasa sakit sedikit pun, ga pusing, ga lemes. Wah, kalo dia aja berani dan ga ngerasa sakit pas donor masa saya takut sih, ga kece ah.
Akhirnya kita janjian untuk donor darah bareng. Tapi sayangnya setiap kali janjian untuk donor darah bareng selalu gagal, ada yg tiba2 saya kedatangan tamu bulanan, sampe jadwal yg bentrok. Dari situ saya mulai cari2 informasi di internet tentang donor darah, mulai dari prosedurnya kalo mau donor gimana, syarat2 kalo mau donor apa aja dsb dsb. Buat tambahan informasi aja, kalo temen2 mau donor darah bisa langsung datang ke Unit Transfusi Darah PMI terdekat. Persyaratannya kalo mau donor darah itu sbb:
  • Umur 17-60 tahun( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orang tua)
  • Berat badan minimal 45 kg  
  • Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius  
  • Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg 5. Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit 
  • Hemoglobin baik pria maupun perempuan minimal 12,5 gram 
  • Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak lima kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya tiga bulan.Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.
Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan: 
  •  Pernah menderita hepatitis B  
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis  
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah transfusi  
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah tato/tindik telinga  
  • Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi  
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah operasi kecil  
  • Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar 
  • Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus dipteria, atau profilaksis 
  • Dalam jangka waktu dua minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, dan tetanus toxin 
  • Dalam jangka waktu satu tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic 
  • Dalam jangka waktu satu minggu sesudah gejala alergi menghilang 
  • Dalam jangka waktu satu tahun sesudah transplantasi kulit 
  • Sedang hamil dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan  
  • Sedang menyusui 
  • Ketergantungan obat 
  • Alkoholisme akut dan kronis 
  • Mengidap Sifilis 
  • Menderita tuberkulosis secara klinis 
  • Menderita epilepsi dan sering kejang  
  • Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk 
  • Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya kekurangan G6PD, thalasemia, dan polibetemiavera 
  • Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, dan pemakai jarum suntik tidak steril) 
  • Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan saat donor darah
sumber: http://bloodforlife.wordpress.com/syarat-donor-darah/
Nah, balik lagi ke gimana sampai akhirnya saya untuk pertama kalinya memberanikan diri untuk donor darah... jeng jeng, pada tanggal 12 Oktober 2012 tepat pada hari ulang tahun saya yg ke 21, akhirnya saya memutuskan untuk donor darah sendirian. Selain karena udah penasaran banget gimana rasanya donor darah, saya pikir momen ulang tahun ini juga pas banget, karena sudah beranjak 21 tahun yang berarti sudah menginjak masa2 dewasa (telat banget ya, umur 21 baru kepikiran buat donor darah hhe tapi lebih baik telat dari pada tidak). Saya pingin bersyukur sama Tuhan, sudah dikasih tubuh yang sehat, sempurna lahir batin. Dan kalo di ulang tahun2 sebelumnya saya yg dikasih kado sama teman2 dan keluarga, di ulang tahun kali ini saya pingin memberikan kado untuk orang yg membutuhkan.

Setelah sehari sebelumnya saya browsing2 di internet baca2 blog orang2 tentang pengalaman donor darah mereka, dan liat video2 proses donor di youtube. Keesokan harinya, yg jatuh pada hari Jumat saya memantapkan diri untuk datang ke PMI Pusat yg ada di Jl Kramat Raya no 57 Jakarta Pusat. Ada perasaan seneng, bersemangat sekaligus deg2an pas saya masuk ke dalam gedungnya, selintas ada perasaaan takut dan pingin balik lagi aja terus ga jadi donor gitu hha, tapi sudah terlanjur dan saya pantang mundur.

 Pas masuk, disambut ramah sama mas2 recepsionistnya, saya bilang saya mau donor darah terus dipersilahkan isi formulir yg udah disedian di meja, yg mesti diisi di formulirnya standar lah, kayak nama, tanggal lahir, alamat, pekerjaan, no identitas. Terus dibelakang formulirnya ada beberapa pertanyaan lagi tentang kondisi kesehatan kita kayak, apakah anda sehat hari ini? apakah istirahat cukup? terus apakakah mengidap penyakit kuning, asma dsb dsb, pokoknya pertanyaannya banyak. Setelah isi formulir, saya ke meja pendaftaran. Karena hari itu PMI lumayan sepi sama pendonor, saya langsung dipanggil untuk test golongan darah, timbang berat badan (timbang ini kita yg lakuin sendiri, udah disediain timbangan jadi petugasnya tinggal tanya berat kita). Bapak petugasnya baik, dia tanya saya udah tau golongan darahnya apa, saya bilang dulu waktu SD sih di test golongannya O. Akhirnya golongan darah saya dicek lagi, jari tengah tangan kanan saya ditusuk pake alat semacam jarum gt terus darahnya ditetesin ke kertas uji golongan darah yg bulet2 gt dan bapak itu manggut2, bener golongan darah saya O+.

formulir pendaftaran
Terus darah saya dimasukin ke semacam kaca preparat gitu terus dimasukin ke alat, yg belakangan baru saya tau fungsinya buat cek kadar Hb. Kadar Hb saya hari itu 15.2 kata bapaknya bagus. Saya kemudian masuk ruang tunggu lagi untuk cek kesehatan sama dokter, baru duduk sebentar langsung dipanggil. Di dalam ruang dokter tekanan darah saya diperiksa dan alhamdulillah normal saya udah deg2an aja takut kerendahan atau ketinggian. Dokternya juga tanya, apa tidurnya nyenyak semalam, lagi haid apa engga, lagi flu atau batuk dsb, saya jawab engga. Lalu saya dipersilahkan masuk ke ruang donor. Sampe ruang donor ini, rasanya makin ga keru2an deg2an banget sampe tangan saya dingin semua. Sekali lagi karena hari itu yg donor lumayan sepi, yg barengan donor sama saya cuma 2 orang bapak2. Setelah disuruh cuci lipatan lengan yg mau ditusuk jarum, saya kemudian dianterin ke tempat tidur untuk donor.

Semakin deg2an lah, kalo tadi cuma tangan yg dingin sekarang kaki juga ikutan dingin dan badan rasanya gemeter (agak lebay emang hha). Terus mbak2 PMI nya dateng, konfirmasi ulang nama, tanggal lahir dan golongan darah saya. Terus mba2nya bilang, hari ini ulang tahun ya mba? selamat ulang tahun ya. Hehe saya nyengir sambil bilang makasih, dari situ saya udah mulai agak rileks. Mba PMI nya ramah, dan memperlakukan saya hati2 banget, mungkin karena pertama kali donor jadi mba nya sekalian nenangin saya. Lengan kiri saya dipasangin alat tensi, dan mba2nya meraba2 lengan daya untuk dapetin pembuluh Vena. Pas dicari pembuluh Vena untuk disadap darahnya, saya sempet khawatir takut khawatir Vena nya susah dicari karena dulu waktu mau ambil darah buat cek DBD sempet susah dicari itu pembuluh.

Tapi untunglah, kali ini lancar dan si Vena ga ngumpet2 lagi. Pas mau ditusuk jarum, saya makin deg2an. Saya meringis2 merem melek gaje gt, mungkin mba nya tau saya takut, dia terus bilang, tahan ya mba agak sakit sedikit tapi sebentar doang, saya manggut sambil merem. Pas saya buka mata jarumnya udah masuk dan darah udah ngalir kedalam kantongnya, dan... oh my ga berasa sakit gimana2 kayak yg saya bayangin selama ini. Serius deh ga sakit2 amat, kalo pernah disuntik vaksin waktu SD atau waktu sakit pernah disuntik obat gt, rasanya ga jauh beda dari itu. Bener2 ga seserem yg saya bayangin, biasa aja persis seperti apa yg temen saya bilang, jadi kamu2 jangan takut buat donor. Kalo ga percaya cobain aja sendiri.

Penampakan lengan saya
Saya ga ngitungin berapa lama darah saya disadap, sambil nungguin kantong darahnya penuh saya nonton TV yg udah disedian PMI, atau sesekali ngetwit. Darah saya sempet agak lama ngalir ke kantong, kata mba nya karena saya tegang, saya disuruh mengepalkan tangan lalu buka gitu terus sampe darahnya lancar lagi, jarumnya juga diputar2 sama mba nya biar darahnya cepet ngalir, berasa rada ngilu dikit sih pas jarumnya diputar2 gt tapi ditahan ajalah. Masalahnya yah, bapak2 yg daftarnya belakangan dari saya dia selesai duluan dibanding saya -.-". Setelah kantongnya penuh, terus darah saya diambil lagi buat dimasukin kedalam 2 tabung kecil, mungkin buat pemeriksaan darah lebih lanjut. Terus jarumnya dicabut, dan ditempelin kapas yg ada betadine nya, baru deh berasa agak perih. Mba2nya tanya, saya pusing atau engga, saya bilang engga dan langsung bangun setelah mba2nya bilang terima kasih atas donornya.

Bapak2 yg tadi barengan saya donor udah selesai dan mereka kelihatan seger2 habis donor, saya juga ga mau kalah dong, saya langsung bangun ambil kartu sama vitamin langsung ke kantin buat ambil snack. Ternyata di kantinnya disediain mie rebus, telor rebus, susu cokelat dan air putih. Saya ketemu 2 bapak2 tadi di Kantin, dua2nya lagi makan dan kelihatan seger2 aja.

Nah, ga lama kemudian kok saya berasa pusing ya, buru2 deh minum susunya tapi kok makin lama malah mual, keringet dingin, lemes berasa semaput gitu. Terus mba2 kantinnya nyamperin, saya dibawa ke dalem ruang donor lagi biar bisa tiduran, saya bilang saya gapapa sama mba2nya, tapi tetep aja disuruh tiduran. Aduh, malu banget deh ya, terus ada mas2 yg nawarin teh manis, saya bilang ga usah. Akhirnya saya tiduran sekitar 5 menitan, habis bilang makasih langsung buru2 ngibrit pergi, karena harus masuk kuliah. Sepanjang jalan kepikiran makanan yg belom sempet dimakan tadi, sayang banget pasti dibuang hehehe.

 Akhirnya kesampaian juga donor darah, di hari yg spesial lagi donornya. Rasanya seneng banget, sampe di dalam bis senyum2 sendiri saking puasnya, lega banget rasanya. Pokoknya pertama kali donor rasanya susah diungkapin deh gimana senengnya. Badan juga rasanya lebih seger dan lebih ringan. Perih, pusing, semaput hilang ga ada apa2nya kalo dibandingin sama kepuasan batin juga manfaat yg dirasain badan sehabis donor. Pokoknya kamu2 yang memenuhi persyaratan untuk bisa donor, terus ga mau donor karena takut jarum, duh rugi banget deh. Donor darah itu enak dan bikin ketagihan hehehe. Saran saya sih buat yg takut jarum, ga usah liatin jarumnya, sibukin diri aja sama hal lain kayak ngetwit dsb biar ga terlalu takut. Yuk mareee kita Donor darah... bersambung Part 2